Wednesday, March 14, 2018

Pertanyaan Keamanan Jejaring Sosial

Pertanyaan Keamanan Facebook: Pertanyaan bagaimanakah keamanan Facebook dan jejaring sosial lain menjadi permasalahan yang semakin serius. Facebook dan jejaring sosial lain (seperti Twitter) harus mengatasi masalah kerahasiaan pribadi (privasi) dan keamanan para pengguna. Privasi data dan keamanan pengguna Facebook menjadi keharusan ketika jejaring sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Di era digital seperti sekarang, media dan jejaring sosial telah berwujud dalam bentuk software dan aplikasi dengan tinggkat penggunaan yang sangat tinggi. Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2017, menyatakan penggunaan penggunaan internet mencapai 97,13% untuk mengakses media sosial yang juga meliputi jejaring sosial, dengan peringkat tertinggi yaitu akses terhadap berbagai layanan dan aplikasi Chatting yang mencapai 89,35%.

Prinsip dasar yang harus berkembang adalah "Informasi tentang saya adalah milik saya, dan saya yang menentukan akan memberikan atau tidak memberikan data saya kepada orang lain". Menjadi permasalahan adalah bagaimana berbagai data (seperti foto, video, dan informasi pribadi lainnya) diatur secara penuh oleh pemilik akun jejaring sosial tersebut. Hal demikian tentunya berbanding terbalik dengan beberapa kebijakan data berbagai aplikasi dan layanan jejaring sosial. Kebijakan yang menggambarkan informasi apa yang kumpulkan dan bagaimana informasi tersebut digunakan dan dibagikan menjadi sebuah cara dan langkah terbuka untuk menjadikan jaringan sosial lebih menghubungkan dan terhubung. Kebijakan data jejaring sosial seperti Facebook berlaku untuk semua merek, produk, dan layanan Facebook yang tidak memiliki kebijakan privasi tersendiri atau yang terkait dengan kebijakan tersebut ( https://www.facebook.com/privacy/explanation ). Perusahaan seperti Facebook yang ingin membagi data yang mereka kumpulkan mengenai pengguna tentunya harus memberikan informasi yang eksplisit, dan mendapatkan izin secara eksplisit dari para pengguna. Di sisi lain, para pengguna facebook, media, dan jejaring sosial lain tentunya harus mempelajari dan belajar banyak berkaitan dengan pernyataan hak dan kewajiban, kebijakan data, dan standar komunitas yang telah ditetapkan.

Kemanan Media Sosial
Keamanan Data Pribadi pada Jejaring Sosial
Sumber gambar: www.pinterest.co.uk. https://www.pinterest.co.uk/pin/103231016437377890

Untuk menjawab pertanyaan keamanan, Facebook seharusnya mengumpulakan data hanya yang mereka butuhkan dan dalam tempo waktu yang mereka perlukan saja. Menjadi suatu kebiasaan, setiap calon pengguna yang ingin bergabung tentunya diwajibkan untuk mengisi informasi pribadi, jika tidak, para calon pengguna tidak akan pernah terdaftar dan tidak dapat bergabung dengan jejaring sosial tersebut. Akan tetapi masa sekarang ini, dalam dunia digital keamanan data menjadi permasalahan yang semakin besar. Para pengguna aktif dan perusahaan jejaring sosial itu sendiri telah berbagi terlalu banyak, dan semakin terhubung dengan semakin banyak orang, melawan batas wilayah dan negara. Para remaja pengguna internet, menjadi pengguna jejaring sosial yang paling aktif. Mereka menjadi barisan paling depan dalam menerima dampak permasalahan sisi keamanan data jejaring dan media sosial (Don Tapscott, 2013: 97). Hingga kini awal tahun 2018, terlihat berbagai cara, langkah, dan tindakan yang dilakukan para pengembang jejaring sosial seperti Facebook untuk sedapat mungkin memberikan keamanan kepada para pengguna. berbagai pop up system yang diberikan ketika pengguna melakukan login pada aplikasi facebook, pesan pada pop up yang berkaitan dengan pentinganya para pengguna melakukan setting pada privasi, untuk mempelajari dan memahami dengan jelas dasar-dasar privasi Facebook, standar komunitas, kebijakan data, kebijakan kuki, dan pengaturan terhadap iklan dan pihak ketiga pada aplikasi Facebook.

Tidak hanya dari sisi perusahaan yang mengemban tanggung jawab terhadap kerahasiaan data pribadi, tetapi para pengguna internet memiliki kewajiban untuk memastikan agar mereka mengendalikan dan mampu melakukan informasi yang diberikan kepada publik. Matt Cohler, mantan pakar strategi Facebook mengatakan, solusinya mungkin dengan melakukan pendefinisian ulang kerahasiaan pribadi dalam era digital, "pada masa lampau, kerahasiaan pribadi pada dasarnya adalah meliputi yang tampak oleh setiap orang atau yang tersembunyi dari setiap orang, private adalah sesuatu yang rahasia dan tidak ingin dibagi dengan orang lain". Kerahasiaan pribadi saat ini, bagi generasi yang selalu terhubung dengan internet, definisi akan kerahasiaan pribadi pun menjadi berubah. Kerahasian pribadi tidak terkait dengan terbuka sepenuhnya atau tersembunyi seutuhnya, tetapi lebih kepada kemampuan seseorang mengendalikan informasi yang ingin atau tidak mereka bagi kepada orang lain. Solusi Cohler untuk memecahkan permasalahan kerahasiaan pribadi adalah memberikan setiap orang kendali atas informasi yang ingin mereka bagikan, dan dengan siapa mereka akan membagikan informasi tersebut. Definisi Cohler tentang pengaturan kerahasiaan pribadi yang tuntas adalah ketika setiap orang di facebook telah menetapkan secara lengkap informasi yang ingin mereka bagikan kepada orang-orang tertentu dan apa informasi yang ingin mereka terima dari orang tertentu (Don Tapscott, 2013: 97). 

Pertanyaan Keamanan Jejaring Sosial
Keamanan Data Facebook
Sumber gambar: pando.com, https://pando.com/2014/01/06/facebook-isnt-dead-and-buried-to-teens-but-dodgy-journalism-lives-on

Kenyataan yang ada, ketidakpedulian para pengguna terhadap keamanan dan kerahasiaan data menjadi permasalahan serius yang membawa berbagai dampak negatif lain mengikuti. permasalahan lain seperti enggannya para pengguna untuk melakukan setting terhadap akun mereka, penggunaan dan pemahaman terhadap cara kerja website yang kurang, lemahnya interaksi dengan sistem (tidak membaca dan mempelajari berbagai pesan, pop up yang diberikan pada halaman aplikasi), ketidakmampuan untuk memberikan masukan (melaporkan penyalahgunaan) pada pengembang aplikasi berkaitan dengan konten yang tidak menyenangkan/ ilegal (pornografi, SARA, anak di bawah umur), dan juga  berbagai data pribadi terlalu banyak dan terbuka pada pihak ketiga yang kerjasama dengan aplikasi (seperti game dan aplikasi lain yang terhubung).

Seandainya para pengguna facebook telah memiliki kemapuan sharing dan filter yang baik, tentunya akan memberikan kondisi berbagi atau sharing informasi yang baik. ketika kita berpikir mengenai kerahasiaan pribadi yang baik tentunya tidak dengan segalanya menjadi tertutup dan rahasia, atau tersembunyi dari setiap orang. Kerahasiaan pribadi dapat ditentukan dari kita sendiri sebagai pengguna dan berbagi untuk orang lain sesuatu yang berguna dan hanya yang mereka butuhkan. Kondisi semacam itu masih sangat jauh dicapai melihat keadaan sekarang. Setiap pengguna perlu mengatasi permasalahan kerahasian pribadi. pertanyaan yang diajukan, lalu bagaimana tanggung jawab perusahaan jaringan sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan jejaring sosial lain untuk mengajarkan para pengguna dalam menjaga kerahasiaan pribadi?

Bagaimana lembaga pendidikan baik negeri dan swasta untuk membantu mengatasi permasalahan keamanan jejaring sosial? Bagaiaman satuan pendidikan baik dasar dan menengah untuk ikut mengatasi permasalahan keamanan data pribadi pada era digital? Bagaimana cara mengajarkan digital literasi pada seluruh masyarakat, khususnya oleh lembaga dan instansi pendidikan? Bagaimana integrasi literasi digital pada kurikulum dan pembelajaran di sekolah?, merupakan berbagai pertanyaan yang harus segera terjawab untuk ketercapaian masyarakat yang melek teknologi dan menciptakan masyarakat yang selaras dengan perkembangan teknologi, era modern dan global. Next.... :)

Sumber teks asli: Don Tapscott. 2013. Grown Up Digital: Yang Muda Yang Mengubah Dunia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka  Utama.  hal. 97. ISBN: 978-979-22-9722-5. 
Tapscott, Don. 2009. Grown Up Digital. NY: Mc-Graw Hill.

No comments:

Post a Comment